Kamis, 10 November 2011

Perhitungan Uang Receh dan Kertas

Sudah menjadi rahasia umum bahwa uang adalah alat pembayaran, alat untuk membeli barang yang sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya benda berupa logam dan kertas ini, manusia bisa mendapat kesulitan.

Tapi mengapa, pentingnya peranan uang tidak disertai dengan perawatan yang baik. Bagaimana tidak, di Indonesia, uang pecahan 100.000, 50.000, 20.000, 10.000, 5.000, 2.000 serta 1.000 dalam bentuk kertas beredar dengan berbagai kondisi yang dinilai cukup memprihatinkan.

Uang-uang tersebut banyak yang beredar dalam keadaan yang tidak baik, mulai dari kusut, kotor kumal dekil, lengket, basah, robek hingga adanya tambal sulam di berbagai sisi. Parahnya lagi, banyak uang beredar dengan status PALSU.

* * *

Di grosir tempat sy bekerja, semua jenis pecahan uang kertas maupun logam sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Uang tersebut datang dari para pembeli sebagai alat pembayaran barang di grosir kondisi baik hingga kondisi yang sy jelaskan di atas.

Kondisi terakhir jelas membuat sy sebal. Bagaimana tidak, puluhan, ratusan bahkan ribuan lembar uang dengan kondisi rusak harus sy hitung.

Sy sering mendapati pembeli membayar nominal 100.000 dengan pecahan 2.000 ke bawah. Dengan rincian, satu ikatan karet lembaran 2.000 atau 1.000 untuk setiap 100.000 atau satu kantong plastik logam 500 untuk setiap 50.000 dan 100.000.

Kondisi uang yang jelek membuat sy enggan menghitung uang tsb. Terlebih jika nominalnya lebih dari 100.000, selain sulitnya menghitung karena kondisi yang kurang baik, lamanya waktu menjadi alasan bagi sy.

Beresiko memang, karena kemungkinan jumlah uang kurang selalu ada. Tapi sy selalu menyerahkan tugas hitung kepada orang-orang yang ingin menukar uang atau sales supplier barang.

Namun yang selama ini terjadi, sangat jarang adanya kekurangan uang dari nominal-nominal tersebut.

Yang pasti, sy amat prihatin dengan kondisi uang saat ini. Di grosir pun menghitung puluhan lembar pecahan 5.000 saja sy sudah amat kesulitan, apalagi lembaran pecahan 1.000 yang kondisinya jauh lebih buruk dari 5.000 dan pernah melebihi nominal 4 juta.


Tiga bongkah logam 500 rupiah. Paling kiri untuk nominal Rp100.000, dua yang kanan nominal Rp50.000.


tumpukan lembaran 1000 rupiah. 1 ikat kecil bernilai Rp100.000 dan ikat besar bernilai Rp500.000 (5 ikat kecil).


Contoh kondisi uang 1000 rupiah kini, kusut, kotor, dekil, lengket, robek dan sulaman sana sini.


Contoh serupa dengan gambar sebelumnya, satu lipatan 1000 bernilai Rp10.000.

* * *

Sangat disayangkan uang-uang tsb masih beredar, karena sy merasa uang tersebut sudah tidak layak dijadikan alat pembayaran. Sudah seharusnya uang-uang rusak tersebut ditarik. Bahkan sy pernah mendengar bahwa mata uang asing tidak akan berlaku jika uang tersebut sedikit rusak seperti kusut, terlipat atau sedikit sobek.

Tapi, rasanya keberadaan uang yang selalu rapi akan sulit tercapai, karena tak lama setelah uang baru diterbitkan,, kondisinya akan sama seperti para pendahulunya. Contohnya, pecahan uang 2000 rupiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar